loader

Visit

[Virtual Office] Office 8 Building, Level 18A. Jalan Jenderal Sudirman 52-53. Jakarta 12190. Indonesia

The Climate Realty Project Light Logo
Keluarga, Akar Kepedulian Lingkungan
4 February

Keluarga, Akar Kepedulian Lingkungan

Oleh: Nandini Sunito dan Danesh Warasudito

 

Adanya dukungan dari keluarga meyakinkan Nandini Sunito (18) dan Danesh Warasudito (25), sepasang adik-kakak, untuk ikut serta dalam pelatihan The Climate Change Reality Project (TCRP) yang dilakukan secara virtual dengan lebih dari 500 Climate Leaders dari seluruh dunia. Ketertarikannya dalam isu lingkungan telah tertanam dari orang tuanya yang juga bekerja di bidang lingkungan.

“Ya tanpa sengaja saya punya banyak pengalaman terjun langsung ngeliat ikut orang tua,” ujar Nandini saat diwawancara pada Kamis, 28 Oktober 2021.

Nandini juga mengungkapkan bahwa keluarga merupakan lingkup pertama yang bisa membentuk ketertarikan terhadap isu lingkungan. “Jadi ya ga jauh-jauh banget kan interest dari biasanya orang tua sama anak,” ujar Nandini.

“Di keluarga kita misalnya, ya sangat interest dengan bidang lingkungan. Mungkin di orang tua atau keluarga teman saya pola pikirnya ga ke arah sana,” ujar Nandini. Menurutnya, memang salah satu faktor yang memengaruhi adalah latar belakang keluarga, terutama pekerjaan ayah dan ibu mereka.

Kedua orang tuanya, Melani Abdulkadir Sunito (58) selaku co-founder di Samdhana Institute. dan Satyawan Sunito (69), merupakan dosen Fakultas Ekologi Manusia di Institut Pertanian Bogor (IPB) dan peneliti di bidang agraria.

Bagi Nandini, ketertarikannya pada bidang biologi menjadi motivasi untuk ingin terjun ke bidang perubahan iklim. Sebelumnya ia telah aktif untuk membagikan pengetahuannya tentang Kebun Raya Bogor kepada masyarakat luas melalui program Jalan Bermakna yang diprakarsai oleh Ibunya.

Peran keluarga memiliki pengaruh yang kuat untuk menanamkan gaya hidup peduli lingkungan. Saat Kebun Raya Bogor berencana untuk menghadang Glow; sebuah wisata malam yang dilakukan di dalam area Kebun Raya Bogor dengan aksesoris lampu warna-warni, Keluarga Sunito mengadvokasikan ketidaksetujuannya melalui media sosial Facebook karena berpotensi mengganggu siklus kehidupan tumbuhan dan hewan di Kebun Raya Bogor.

“Ya, sebenarnya program ini bukan cuma aku aja, tapi kalau ada orang lain yang juga punya pengetahuan tentang Kebun Raya Bogor ya silakan saja siapa saja bisa,” ujar Nandini.

Begitu juga kakaknya, Danesh, beranggapan bahwa memang ketertarikan mereka dalam isu lingkungan berawal dari keluarganya. “Orang tua memang sering bercerita karena pekerjaan mereka kan bersinggungan dengan isu lingkungan,” kata Danesh saat diwawancara di hari yang sama.

Berbagai pengalaman dari cerita pekerjaan kedua orang tua mereka menjadi salah satu alasan utama untuk tertarik pada isu lingkungan. “Mungkin tanpa ada maksud khusus untuk seperti membuat kami peduli terhadap lingkungan atau apa, tapi dari cerita-cerita itu saja sudah cukup untuk membuat kami berminat terhadap isu lingkungan,” lanjut Danesh.

Sebagai lulusan mahasiswa kehutanan di Institut Pertanian Bogor (IPB), ia menuangkan kepeduliannya terhadap lingkungan melalui penemuan akhirnya mengenai perhitungan karbon. Harapannya tentu bisa menjadikan penelitiannya sebagai referensi agar jumlah karbon yang tersebar bisa dikelola lebih baik.

Implementasi yang diterapkan memang membutuhkan teknis khusus, tapi ia juga mengatakan bahwa bisa dimulai dari gaya hidup hal yang sederhana saja. Ia bercerita bahwa masih banyak orang yang kurang sadar bahwa karbon sebenarnya bisa berasal dari hal yang orang-orang tentukan. Salah satunya saat menentukan akan makan daging sapi yang membutuhkan proses pengolahan yang lebih panjang. Dari proses tersebut tentu akan lebih menghasilkan banyak karbon karena jumlah pengolahannya relatif sedikit dibandingkan daging lainnya, misalnya ayam.

Tidak melulu mengenai karbon, Danesh juga berbagi pandangannya tentang gaya hidup yang didukung oleh keluarga. “Menurut saya, gaya hidup yang mengurangi sampah, menggunakan listrik seperlunya, dan hal-hal seperti itu agak sulit dilakukan kalo di rumah tuh tidak ada support dari keluarga. Rasanya nanti akan kaya kita yang aneh sendiri gitu,” imbuh Danesh.

Keluarga bisa menjadi titik awal untuk mulai menanamkan kebiasaan yang lebih bermanfaat untuk lingkungan pada satu sama lain. Meskipun dari hal-hal kecil, tapi dukungan keluarga cukup berperan besar. Sebagai kelompok terkecil dan terdekat bagi setiap orang akan lebih nyaman untuk memulai kebiasaan kecil untuk melakukan perubahan, baik gaya hidup maupun pola pikir.

  • Tags:



    Categories

    Tags

    Latest Post

    9 December

    Climate TRACE Updates Global Emissions Data

    BAKU, AZERBAIJAN | November 15, 2024 – Climate TRACE has released a new report providing detailed monthly emissions data for every country and major source of greenhouse gases (GHGs) worldwide. For the first time, it also includes data for every state, province, county, and over 9,000 cities, offering vital information to help local governments take climate action. Before this release,…
    Read More
    Innovation and Collaboration: Climate Reality Indonesia’s Climate Action at COP29 Baku
    17 November

    Innovation and Collaboration: Climate Reality Indonesia’s Climate Action at COP29 Baku

    Baku, Azerbaijan, November 17, 2024 – The Climate Reality Project Indonesia, a part of the global movement to catalyze solutions to the climate crisis, continues to turn urgent action into a universal call to arms across all layers of society. At the United Nations Climate Change Conference, COP29 UNFCCC, held in Baku, Azerbaijan, Climate Reality Indonesia spearheaded a series of…
    Read More
    21 June

    Youth Climate Leadership Camp 2024 – Day 3

    Pada hari terakhir, yaitu hari ketiga, para peserta disambut dengan semangat yang tinggi, seperti hari-hari sebelumnya. Kegiatan pagi hari dimulai dengan sesi senam yang bertujuan untuk membangkitkan semangat dan energi peserta sebelum memasuki rangkaian acara selanjutnya. Namun, ada yang istimewa pada hari ketiga ini, karena untuk meningkatkan kolaborasi dan kebersamaan antara peserta dan fasilitator, sesi senam dipimpin oleh salah satu…
    Read More
    21 June

    Youth Climate Leadership Camp – Day 2

    Hari kedua Youth Climate Leadership Camp (YCLC) 2024 dimulai pada Kamis, 13 Juni 2024, sekitar pukul 06.00 waktu setempat. Para peserta, penuh semangat dan antusiasme, memulai hari dengan senam pagi. Senam ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga kebugaran fisik tetapi juga untuk mempererat ikatan antar peserta. Dipimpin oleh peserta dan fasilitator, senam diiringi dengan lagu-lagu populer Indonesia seperti poco-poco, yang…
    Read More
    21 June

    Youth Climate Leadership Camp 2024 – Day 1

    Acara Youth Climate Leadership Camp 2024 diadakan pada tanggal 12 Juni 2024 di Villa Kebunsu Bogor, Sukajadi, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Menghadapi eskalasi krisis iklim yang semakin mendesak, ICESCO dan The Climate Reality Project Indonesia menyadari bahwa edukasi terkait isu lingkungan adalah langkah penting untuk membangun kesadaran dan tindakan nyata. Oleh karena itu, acara ini dirancang untuk melibatkan…
    Read More
    Climate Education Game Day
    31 May

    Climate Education Game Day

    Oleh: Jonathan Putra & Nadia Amanda Intern Climate Reality Indonesia Krisis iklim telah menjadi salah satu isu paling mendesak di abad ini. Dampaknya terasa di seluruh dunia, dari cuaca yang tidak menentu hingga bencana alam yang semakin sering terjadi. Dalam menghadapi tantangan ini, pendidikan tentang lingkungan dan perubahan iklim menjadi kunci penting untuk membangun kesadaran dan tindakan yang diperlukan untuk…
    Read More

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    *

    *
    *

    logo