loader

Visit

[Virtual Office] Office 8 Building, Level 18A. Jalan Jenderal Sudirman 52-53. Jakarta 12190. Indonesia

The Climate Realty Project Light Logo
Ketahanan dan Kesejahteraan Suku Baduy di Antara Ancaman Bencana Alam
19 January

Ketahanan dan Kesejahteraan Suku Baduy di Antara Ancaman Bencana Alam

Indonesia, sebagai negara yang terletak di Cincin Api Pasifik, seringkali menjadi saksi berbagai bencana alam yang melibatkan gempa bumi, banjir, tanah longsor, dan letusan gunung api. Salah satu komunitas yang merasakan dampak langsung dari kejadian-kejadian ini adalah masyarakat Suku Baduy, yang tinggal di daerah yang terpencil di Provinsi Jawa Barat. Kehidupan mereka yang tradisional dan berpegang pada nilai-nilai adat, membuat mereka menjadi kelompok yang rentan terhadap dampak bencana.

Urang Kanekes, atau lebih dikenal sebagai Suku Baduy, merupakan kelompok etnis yang mendiami kawasan Lebak, Banten. Masyarakat Baduy terbagi menjadi dua kelompok utama, yaitu Baduy Dalam dan Baduy Luar. Keduanya memegang teguh tradisi adat dan memiliki cara hidup yang sederhana dengan minimnya interaksi dengan dunia luar.

Kawasan tempat tinggal Suku Baduy terletak di daerah pegunungan dan lembah yang rawan terhadap berbagai bencana alam. Tanah longsor dan banjir bandang merupakan ancaman nyata bagi keberlanjutan hidup mereka. Faktor penyebab banjir bandang tidak hanya disebabkan oleh faktor alam, namun juga karena adanya pembalakan liar di hutan yang disebabkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Salah satu dampak yang paling terasa oleh masyarakat Suku Baduy adalah terganggunya mata pencaharian mereka. Sebagian besar Suku Baduy mengandalkan pertanian dan perladangan sebagai sumber utama penghidupan. Bencana seperti banjir bandang dan tanah longsor dapat menghancurkan lahan pertanian dan merusak hasil panen, mengakibatkan kelangkaan pangan dan kehilangan sumber pendapatan.

Masyarakat Baduy menganggap bahwa bencana yang datang adalah peringatan dari Tuhan, sehingga mereka perlu mengevaluasi cara hidup mereka dan memperkuat nilai-nilai adat untuk menghadapi tantangan yang lebih besar di masa depan.

Bencana alam yang paling berpotensi untuk menerpa warga Baduy adalah gempa megathrust dengan magnitudo 8,9SR yang berpotensi terjadi di Banten. Kejadian ini dapat memberikan dampak signifikan terhadap struktur pemukiman mereka yang rentan terhadap guncangan kuat.

Warga Baduy menyebut wilayahnya bukan sebagai kampung wisata, namun kampung silaturahmi atau biasa disebut saba budaya Baduy. Hal ini mencerminkan semangat kebersamaan dan keakraban dalam masyarakat mereka.

Pendidikan mitigasi bencana menjadi kunci penting dalam meningkatkan ketahanan masyarakat Suku Baduy terhadap ancaman bencana alam. Pelatihan tentang evakuasi, tanggap darurat, dan manajemen risiko perlu diadakan secara reguler untuk mempersiapkan masyarakat menghadapi situasi darurat.

Dalam menghadapi kompleksitas ancaman bencana alam, masyarakat Suku Baduy di Jawa Barat harus bersatu dan bekerja sama untuk meningkatkan ketahanan mereka. Melibatkan pemerintah, lembaga non-pemerintah, dan masyarakat umum dalam upaya mitigasi dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih aman dan berkelanjutan bagi Suku Baduy, serta memastikan warisan budaya mereka dapat terus dilestarikan di tengah tantangan zaman.

Rohaendi dari Dinas Pariwisata Kabupaten Pandeglang mengatakan bahwa masyarakat Baduy sangat bergantung pada kita semua agar bisa tetap lestari. Keterlibatan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga non-pemerintah, dan wisatawan dapat membantu mendukung keberlanjutan masyarakat Baduy, baik dari segi lingkungan maupun pelestarian budaya mereka. Mari kita bersatu untuk mendukung masyarakat Suku Baduy dalam upaya adaptasi dan mitigasi bencana. Dukungan dari kita semua akan membantu menjaga keberlanjutan hidup mereka serta melestarikan keunikan budaya yang menjadi bagian berharga dari warisan Indonesia.


Penulis: Hanna Astaranti
Peserta “Jelajah Jejak Bencana Badui” APAD Indonesia & Disasterchannel.co
16-18 Januari 2023

  • Tags:



    Categories

    Tags

    Latest Post

    21 June

    Youth Climate Leadership Camp 2024 – Day 3

    Pada hari terakhir, yaitu hari ketiga, para peserta disambut dengan semangat yang tinggi, seperti hari-hari sebelumnya. Kegiatan pagi hari dimulai dengan sesi senam yang bertujuan untuk membangkitkan semangat dan energi peserta sebelum memasuki rangkaian acara selanjutnya. Namun, ada yang istimewa pada hari ketiga ini, karena untuk meningkatkan kolaborasi dan kebersamaan antara peserta dan fasilitator, sesi senam dipimpin oleh salah satu…
    Read More
    21 June

    Youth Climate Leadership Camp – Day 2

    Hari kedua Youth Climate Leadership Camp (YCLC) 2024 dimulai pada Kamis, 13 Juni 2024, sekitar pukul 06.00 waktu setempat. Para peserta, penuh semangat dan antusiasme, memulai hari dengan senam pagi. Senam ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga kebugaran fisik tetapi juga untuk mempererat ikatan antar peserta. Dipimpin oleh peserta dan fasilitator, senam diiringi dengan lagu-lagu populer Indonesia seperti poco-poco, yang…
    Read More
    21 June

    Youth Climate Leadership Camp 2024 – Day 1

    Acara Youth Climate Leadership Camp 2024 diadakan pada tanggal 12 Juni 2024 di Villa Kebunsu Bogor, Sukajadi, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Menghadapi eskalasi krisis iklim yang semakin mendesak, ICESCO dan The Climate Reality Project Indonesia menyadari bahwa edukasi terkait isu lingkungan adalah langkah penting untuk membangun kesadaran dan tindakan nyata. Oleh karena itu, acara ini dirancang untuk melibatkan…
    Read More
    Climate Education Game Day
    31 May

    Climate Education Game Day

    Oleh: Jonathan Putra & Nadia Amanda Intern Climate Reality Indonesia Krisis iklim telah menjadi salah satu isu paling mendesak di abad ini. Dampaknya terasa di seluruh dunia, dari cuaca yang tidak menentu hingga bencana alam yang semakin sering terjadi. Dalam menghadapi tantangan ini, pendidikan tentang lingkungan dan perubahan iklim menjadi kunci penting untuk membangun kesadaran dan tindakan yang diperlukan untuk…
    Read More
    The Hubris of Power: Unveiling Patriarchy, Environmental Challenges, and Political Dysfunction in Contemporary Indonesian Politics
    30 April

    The Hubris of Power: Unveiling Patriarchy, Environmental Challenges, and Political Dysfunction in Contemporary Indonesian Politics

    By: Muhammad Adzkia Farirahman There is nothing more tragic than the hubris of men in politics. Even today, Indonesia is widely considered a patriarchal society. This is evident in the public discourse surrounding the 7th president of the Republic. The 62-year-old male is celebrated as a 'Father Figure' of the nation, harking back to feudal times when Indonesia had yet…
    Read More
    Konferensi Tahunan “Let’s Do It! Asia 2024 Penang” untuk Gerakan #TheWorldWeWant
    30 April

    Konferensi Tahunan “Let’s Do It! Asia 2024 Penang” untuk Gerakan #TheWorldWeWant

    Membangun Gerakan #TheWorldWeWant atau dunia yang kita inginkan yang diprakarsai Climate Action Network International sekian tahun ini, bagi sebagian orang mungkin terdengar terlalu utopis. Tetapi bagi para aktivis iklim dan lingkungan, ini adalah sebuah visi yang selalu berhasil memantik semangan dan memberi dorongan energi besar saat lelah mental mendera. Termasuk bagi Climate Reality Indonesia yang menandatangani Kesepakatan Kerja Sama sejak…
    Read More

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    *

    *
    *

    logo